Esai Tokoh - KH. WAHID HASYIM: Pahlawan Nasional Dari Lingkungan Pesantren
Dari sekian banyaknya para pahlawan nasional,
nama Wahid Hasyim atau biasa dipanggil Kyai Wahid, mungkin masih terasa asing
di telinga masyarakat awam. Apalagi bagi orang-orang yang kurang mengetahui
sejarah perjuangan kemerdekaan. Siapa sebenarnya Wahid Hasyim itu?
Beliau mempunyai nama lengkap Abdul Wahid
Hasyim. Lahir di Jombang, pada 1 Juni 1914. Putra dari tokoh besar, yakni Hadrotusyekh
KH. Hasyim Asy’ari yang juga menjadi salah satu pahlawan nasional, pendiri
sekaligus Rais Akbar Nahdlatul Ulama’. Pada masa-masa kecilnya dulu,
Wahid Hasyim ialah sosok anak yang dikaruniai banyak kelebihan, terutama
kemampuan otaknya diatas rata-rata. Misalnya saja, pada usia tujuh tahun. Ia
sudah mengkhatamkan Al-Qur’an yang dipelajarinya secara langsung kepada ayahandanya.
Ketika menginjak usia remaja, ia meneruskan
pendidikan dengan menempuh pembelajaran di Madrasah Salafiyah Pesantren
Tebuireng. Di samping itu, ia diminta oleh ayahnya untuk membantu mengajar
adik-adiknya maupun teman seusianya. Wahid tidak pernah menimba ilmu di bangku
sekolah kolonial Hindia-Belanda. Malah justru ia lebih senang meluangkan
waktunya untuk belajar otodidak. Masa mudanya dihabiskan dengan mencari pengalaman pendidikan di pesantren
meskipun tidak berlangsung lama, seperti Pesantren Siwalan dan Lirboyo.
Kemudian, Pada tahun1932, Wahid melanjutkan jenjang akademiknya ke Mekkah serta
menunaikan rukun Islam kelima. Ia didampingi oleh saudara sepupunya, Muhammad
Ilyas yang kelak menjadi menteri agama.
Sepulang dari tanah suci, Wahid berkeinginan
untuk mengamalkan ilmunya lewat ranah pembaruan-pembaruan di bidang keagamaan,
sosial, politik, dan pendidikan di Indonesia. Apa yang dilakukan seterusnya?
Ketika berusia 24 tahun, ia mulai terjun ke kancah politik bersama
kawan-kawannya. Mencetuskan landasan pemikiran yang dinilai sangat tajam
mengenai pengarahan tentang semangat melawan penjajah. Figurnya semakin
melambung tatkala ia menjadi anggota BPUPKI dan Panitia Sembilan, yang menyusun
Piagam Jakarta.
Lantas, apa saja bentuk kepahlawanan beliau?
Banyak sekali, diantaranya keikutsertaan
seorang Wahid Hasyim dalam mengusir penjajah di Indonesia dengan menuangkan
berbagai gagasan cemerlang agar pondasi politik pemerintahan pada masa kolonial
semakin kuat dan teratur, sehingga mampu menciptakan stabilitas. Selain itu,
beliau beliau juga aktif berkiprah pada organisasi keagamaan, seperti MIAI dan
Masyumi, karena meniurutnya nilai-nilai yang membentuk jiwa patriotis dan cinta
tanah air adalah ajaran agama itu sendiri. Wahid Hasyim menorehkan keilmuannya
dengan peran yang turut mewarnai sejarah negeri ini, sebagai upaya mewujudkan
Indonesia yang berdaulat sekaligus bebas dari penjajahan.
Komentar
Posting Komentar