• KERUGIAN UMAT MANUSIA DI AKHIR ZAMAN
Mengapa perjalanan waktu kini terasa begitu cepat? Satu bulan terlewat seperti sepekan. Satu pekan terlewat bagikan sehari. Begitupun seterusnya hingga satu jam seperti hanya semenit. 

Tentang masa, sedari dulu Rasulullah Muhammad SAW. telah mewanti-wanti bahwa kelak pada zaman akhir, hitungan waktu akan terasa semakin cepat berlalu, sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah ra.: “Nabi SAW. bersabda: “Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah hilangnya ilmu, banyak terjadi gempa, waktu seakan berjalan dengan cepat, timbul berbagai macam fitnah, Al-Haraj -yaitu pembunuhan- dan harta melimpah ruah kepada kalian.” (HR. Imam Al-Bukhari). 

Meskipun hari akhir atau kiamat adalah hal yang masih menjadi misteri dan belum jelas kapan terjadinya, namun sebagai seorang Muslim selayaknya mengetahui beberapa tanda-tandanya. Termasuk yang disebutkan dalam hadits di atas. 

Lantas, bagaimana kita harus mempersiapkan diri sebelum datang hari perhitungan?

Pastinya dengan terus berpegang teguh pada landasan syariat agama dan ber-amar ma’ruf nahi munkar (mengajak/memerintah untuk berbuat baik serta mencegah/melarang perbuatan buruk). Al-Qur’an menjelaskan seperti apa gambaran orang yang dikatakan beruntung kala di akhir zaman dalam Surah Al-‘Ashr:

وَالْعَصْرِۙ ﴿۱﴾ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ ﴿۲﴾ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ﴿۳﴾

Artinya: “Demi masa ; Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian; kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih, dan (orang-orang) yang saling berwasiat untuk menetapi kebenaran serta saling menasihati dalam kesabaran.” 

Maksud dari kalimat “manusia benar-benar berada dalam kerugian” beralasan karena mendekati akhir zaman, banyak manusia yang terjerat dengan gemerlapnya dunia, terbelenggu oleh godaan hawa nafsunya, tidak bisa mengendalikan ego (keinginan) dan ceroboh dalam melakukan suatu hal. Sehingga bukannya keberuntungan yang diperoleh namun justru kerugian yang amat besar. 

 • ISLAM AKAN KEMBALI MENJADI ASING 
Arab sebelum adanya Islam merupakan salah satu basis peradaban jahiliyah. Awal masa Islam dibawa Rasulullah pun masih dianggap sesuatu yang tabu, aneh, dan asing. Maka, begitu pula keadaan Islam ketika berada di penghujung zaman. Kembali terasa asing, bahkan bagi pemeluknya sendiri. Nabi SAW. bersabda: “Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang asing.” (HR. Imam Al-Muslim). 

Hadits tersebut memiliki keterkaitan dengan hadits riwayat dari Anas bin Malik ra. yang menyatakan perumpamaan orang yang kuat pendirian kepada agama bagaikan menggenggam bara api.

Hadits ini menggambarkan sifat dan kondisi manusia di akhir zaman yang penuh dengan tantangan dan ujian bagi mereka yang ingin berpegang teguh pada agama. Pada saat itu, umat Islam perlu menjaga agamanya dan pada saat yang sama perlu meninggalkan sedikit hal dunia ini. Lebih jauh lagi, lingkungan dan suasana pada saat itu tidak membantu seseorang untuk memenuhi segala kewajiban dan tuntutan agamanya, bahkan apa yang ada disekitarnya mendorongnya untuk melakukan maksiat dan hal-hal yang dapat merusak keimanan seseorang. Karena itu, Nabi SAW. mengibaratkan orang yang hidup pada masa itu sebagai orang yang memegang bara api dalam menjalankan tuntutan agama. Al-Qari' mengatakan: “Tidak mungkin seseorang dapat memegang atau menggenggam bara api kecuali membutuhkan kesabaran yang besar dan perlu menanggung kesulitan. Untuk itu, tidak dapat digambarkan pada saat seseorang ingin menjaga agamanya dan juga cahaya imannya kecuali dengan kesabaran yang besar.” 

Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang beruntung dan teguh dalam beragama. Aamin... 

Wallahul-Muwafiq Ila Aqwamith-Thariq. Ihdinash-Shiratal Mustaqim. Allahu Yahdik



Sumber referensi tambahan:
Beserta literatur lainnya yang relevan

Bagi pembaca yang berkenan melihat file dokumen, silahkan unduh disini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selayang Pandang Pondok Pesantren Darussalam Mekar Agung

Esai Tokoh - KH. WAHID HASYIM: Pahlawan Nasional Dari Lingkungan Pesantren